Indonesia memiliki beraneka ragam hasil pertanian. Keragaman sumber daya lokal berupa komoditas pertanian dan perkebunan berpeluang bagi pengembangan produk pangan maupun non-pangan. Dengan kebijakan pasar bebas, masuknya produk-produk pangan dan hasil pertanian dari luar negeri tidak dapat dibendung. Komoditas lokal dapat diolah menjadi produk olahan yang memiliki nilai tambah dan berdaya saing di industri global. Selain itu, Indonesia merupakan salah satu penghasil komoditas hasil perkebuhan tertinggi di dunia antara lain sawit dan kakao. Komponen neutraceutical banyak terdapat pada komoditas tersebut. Namun, kandungan neutraceutical mengalami degradasi selama proses pengolahan dan penyimpanan sehingga potensinya sebagai sumber neutraceutical hilang. Hal lain adalah issue internasional tentang komponen toksik dalam produk perkebunan khususnya sawit antara lain 3-MCPD dan glycidyl ester (GE) sangat memukul industri sawit nasional. Oleh karena itu, diperlukan inovasi teknologi pangan dan hasil perkebunan dan partisipasi ahli teknologi pangan/hasil perkebunan dalam mendorong proses hilirisasi dalam upaya peningkatan nilai tambah dan daya saing produk yang dihasilkan.
TUJUAN KEGIATAN
- Meningkatkan peran ahli teknologi pangan dalam rangka menwujudkan inovasi teknologi pangan dan hasil pertanian serta partisipasi ahli teknologi pangan dan hasil pertanian dalam mendorong proses hilirisasi dalam upaya peningkatan nilai tambah dan daya saing produk pertanian.
- Mengomunikasikan dan memasyaratkan hasil-hasil penelitian anggota PATPI dan MAKSI kepada masyarakat luas.
- Meningkatkan interaksi dan komunikasi antara sesama anggota PATPI dan MAKSI atau antara PATPI dan MAKSI dengan dunia industri.
- Memperingati DIES Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada yang ke-56.